Pengertian perubahan sosial
Perubahan sosial merupakan proses dinamis dalam sistem sosial yang menghasilkan perbedaan-perbedaan dalam kurun waktu tertentu. Sebagai contoh, perempuan Jawa pada abad 19 rata-rata menikah pada usia 16 tahun. Pada abad ini, rata-rata usia menikah naik menjadi diatas 20 tahun. Dahulu, jodoh dicarikan orang tua. Sekarang, lebih banyak anak muda mencari sendiri jodohnya. Perubahan tersebut terjadi dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena menikah dan cari jodoh merupakan fenomena sosial, maka perubahan usia menikah dan cari jodoh dapat disebut perubahan sosial.Perubahan sosial dalam perspektif sosiologi
Sosiolog Indonesia Selo Soemarjan berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga masyarakat yang memengaruhi perubahan sistem sosialnya, termasuk mengubah nilai dan norma.Satu abad yang lalu di Indonesia, sangat sedikit perempuan ke luar rumah tanpa kerudung. Setelah tahun 1998 terjadi peningkatan fenomena perempuan berjilbab di Indonesia. Perubahan perilaku kolektif kaum perempuan untuk memakai jilbab manandai perubahan sosial yang tampak di Indonesia.
Dalam sosiologi, perubahan struktur dan sistem sosial masyarakat adalah fenomena menarik untuk diteliti baik untuk tujuan yang sifatnya teoritis maupun praktis. Setiap perubahan sosial pasti ada faktor penyebabnya. Faktor penyebab perubahan sosial inilah yang biasanya menjadi objek investigasi sosiologis. Tulisan ini akan mengulas teori perubahan sosial melalui contoh, kemudian ditelaah faktor penyebabnya.
Contoh perubahan sosial
Sarjana menjadi petani
Mengapa belakangan ini ramai kampanye mengajak sarjana jadi petani? Industrialisasi dan urbanisasi telah menarik para petani dan pemuda desa untuk datang ke kota-kota menjadi pekerja di pabrik-pabrik, di kantor-kantor. Kota menjadi semakin padat karena peningkatan jumlah penduduk yang pesat. Lahan di kota untuk pertanian habis, diganti real estate. Petani kota menjadi pekerja, petani desa juga jadi pekerja. Menurunnya jumlah petani dikhawatirkan berkurangnya produksi pertanian akibatnya visi kedaulatan pangan hanya tinggal mimpi. Berkurangnya lahan pertanian paralel dengan berkurangnya jumlah petani. Para pemuda desa, termasuk sarjana dari desa, banyak yang berambisi untuk bekerja di kota-kota, di kantor-kantor. Fenomena ini merupakan perubahan sosial yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Upaya untuk mengembalikan minat pada pertanian dikampanyekan melalui tagline ’sarjana menjadi petani’.
Faktor penyebab perubahan sosial dari contoh diatas yang bisa diidentifikasi adalah faktor internal, seperti faktor demografi, yakni berjumlahnya jumlah penduduk, terutama di perkotaan. Faktor penemuan baru, yakni didirikannya pabrik-pablik di perkotaan yang menarik tenaga kerja dari desa dan kota untuk menjadi pekerja. Proses ini bisa juga dinamakan industrialisasi yang mendorong urbanisasi. Teori perubahan sosial yang bisa dideskripsikan sebagai faktor penyebab perubahan sosial adalah “industrialisasi dan urbanisasi menyebabkan perubahan sosial di masyarakat baik di perdesaan maupun diperkotaan”.
Penemuan gerobak
Apa hubungan gerobak dengan perubahan sosial? Seorang pemuda di pelosok Borneo tinggal di sebuah bukit bersama orang tuanya yang sudah renta. Bukit tersebut gersang, kekurangan air dan dihuni oleh sekitar 50 kepala keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan air, pemuda tersebut harus nyangking sebuah ember naik turun bukit sejauh 10 km. Setiap hari pemuda tersebut harus berebut dengan warga lain yang juga membutuhkan air untuk mandi dan minum. Dalam sehari pemuda tersebut hanya mampu bolak balik 5 kali karena kelelahan. Suatu hari, ia melihat anak kecil main mobil-mobilan yang rodanya terbuat dari kayu sengon yang dipotong rata. Lalu, pemuda itu punya ide membuat mobil-mobilan besar yang rodanya dari kayu besar. Mobil-mobilan itu sangat besar sehingga bisa digunakan untuk mengangkut air 10 ember sekali angkat. Pemuda itu memberi nama mainannya gerobak. Para tetangga melihat betapa efisiennya pemuda itu mengangkut air dengan gerobak. Beberapa hari kemudian semua warga di bukit itu menggunakan gerobak. Penemuan gerobak dari dongeng di atas adalah contoh perubahan sosial dalam masyarakat. Gerobak hanyalah ilustrasi dari moda transportasi modern yang ada saat ini, seperti motor, mobil, pesawat dan lain-lain. Penemuan baru mendorong terjadinya perubahan pola perilaku sosial masyarakat. Dari nyangking ember sampe narik gerobak adalah bentuk perubahan sosial yang tampak jelas.Faktor pendorong perubahan sosial seperti contoh di atas sudah jelas yaitu penemuan baru. Gerobak yang sengaja dibuat adalah temuan baru yang mendorong perubahan sosial. Pemuda penemu gerobak adalah orang yang membuat perubahan sosial. Penemuan, istilah dalam bahasa Inggrisnya invention, yaitu teknologi yang sengaja diciptakan untuk menghasilkan hal-hal baru. Penemuan merupakan salah satu faktor internal penyebab perubahan sosial.
Masuknya Islam di Indonesia
Bagaimana pada mulanya mayoritas penduduk Nusantara memeluk Agama Islam? Terdapat beberapa versi sejarah yang menceritakan masuknya Islam ke Nusantara. Mengapa mayoritas masyarakat Indonesia kini menganut agama Islam adalah pertanyaan umum tentang sejarah Islam di Nusantara. Perubahan aliran kepercayaan dan agama khususnya Islam di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa sebab. Sebagian narasi sejarah yang dikenalkan pada anak-anak adalah diutusnya seorang ulama besar pada masa kekhalifahan Islam untuk menyebarkan Agama Islam di Indonesia. Selain itu adanya pengaruh budaya yang dibawa oleh pedagang dari Gujarat India yang sudah menganut Islam ke Indonesia juga sering disebut faktor masuknya Islam di tanah air. Apapun faktor penyebabnya, perpindahan keyakinan yang dianut masyarakat baik secara perlahan (evolusi) ataupun cepat (revolusi) bisa dijadikan contoh perubahan sosial.
Faktor penyebab dari contoh perubahan yang dipaparkan diatas adalah faktor eksternal, yaitu masuknya pengaruh budaya, aliran kepercayaan, agama dari luar. Baik melalui kontak langsung ataupun tidak langsung antar kebudayaan yang mendorong terjadinya perubahan sosial. Dalam contoh kasus di atas, faktor penyebabnya adalah kontak dengan budaya lain.
Foto selfie
Pada awal penemuan teknologi fotografi, ekspresi orang ketika dipotret terlihat datar. Fenomena ini dapat ditemukan misalnya pada foto-foto lawas album keluarga besar ningrat. Memang pada mulanya fotografi hanya dapat diakses oleh kalangan tertentu saja karena fotografi adalah teknologi canggih dan mahal pada jamannya. Ekspresi orang jaman dahulu selain terlihat datar juga formal, seolah itulah standar pose ketika difoto. Seiring fotografi memasuki era komersialisasi, apalagi memasuki era digital, hampir semua orang memiliki akses terhadap fotografi. Perkembangan ponsel pintar dilengkapi fitur kamera telah mengubah dunia fotografi, tidak hanya kuantitas produksi dan distribusi foto, melainkan juga pose orang ketika difoto. Foto selfie merupakan fenomena relatif baru yang melesat populer belakangan ini. Sekarang, dengan berkembanganya media sosial, ditambah penemuan kamera depan di ponsel pintar dan juga tongsis, ekspresi orang difoto berubah secara kolektif. Foto kaku ala keluarga ningrat mungkin masih ada, namun kalah banyak dibanding foto keluarga besar yang terlihat ekspresif dengan selfie atau wefie.Dalam rentang perkembangan teknologi fotografi dari awal mula ditemukannya sampai memasuki era Instagram, terjadi perubahan kolektif tentang perilaku, pose, dan gaya orang ketika difoto. Foto selfie adalah salah satu teknik dan pose yang paling populer. Mungkin semua pemilik smartphone dengan kamera pernah berfoto selfie. Foto selfie adalah fenomena perubahan sosial yang kemunculannya didorong oleh perkembangan teknologi dan perilaku kolektif. Teknologi yang mendorong, seperti yang sudah disebutkan diatas, antara lain smartphone dan tongsis, termasuk kamera digital. Perilaku kolektif yang mendorong adalah kultur ekspose diri yang berkembang seiring berkembanganya media sosial.
Akhirnya, dapat kita analisis faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial. Beberapa faktor pendorong perubahan sosial antara lain:
- Industrialisasi dan urbanisasi
- Kontak dengan kebudayaan lain
- Penemuan teknologi baru
- Sikap terbuka terhadap perbedaan
- Peningkatan jumlah penduduk
- Orientasi pada kemudahan dan masa depan
- Ketidakpuasan terhadap kondisi yang sedang dialami
- Kesadaran akan perubahan
- Kurangnya kontak dengan kebudayaan masyarakat lain
- Konservatisme
- Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lambat
- Rasa takut adanya goncangan sistem nilai dan norma
- Prasangka buruk terhadap teknologi asing
- Kenyamanan pada kondisi saat ini
Komentar
Posting Komentar