Prinsip Pendidikan
Pada pertemuan
kali ini, mereview pertemuan yang minggu lalu. Reviewnya yaitu masih mengenai
ruang lingkup Ki Hajar Dewantara. Sebagaimana membahas macam-macam sifat
kemerdekan yang terdiri dari berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain,
dan dapat mengatur diri sendiri. Kali ini yang dibahas sifat merdeka
yang nomor 3 yaitu dapat mengatur diri sendiri. Ki Hajar Dewantara “ kalau
ingin mengatur atau memaknai diri sendiri beliau punya trik atau cara
tersendiri. Manusia adalah ciptaan Tuhan atas raga kasar dan halus. Yang mana
raga kasar yang dimaksud yaitu jasmani dan untuk raga halus yang dimaksud yaitu
rohani.
“ siapa yang dapat mengenal dirinya
sendiri sama dengan dapat mengenali Tuhan”
Tuhan = robb è tarbiyah
dalam arti pendidikan
Diri atau aku terdiri atas identitas
dan personalitas. Identitas dapat terdiri siapa namamu? Nama ayahmu? Dimana
rumahmu? Dan kamu akan menjadi apa?
Yang disampaikan Ki Hajar
Dewantara yaitu kesadaran mengenali diri
sendiri dengan adanya raga kasar dan raga halus.
Manusia dibentuk oleh adanya ruang
bukan waktu. Kita lebih banyak bergaul dengan ruang dan bukan waktu. Dan
sebenarnya ruang dan waktu itu menjadi satu. Kesadaran diri itu sadar bahwa
diri kita itu merupakan Dzat è sifat è asma’
(realitas) è af’al
(tindakan).
Pembahasan selanjutnya yaitu
membahas tentang logika. Soal logika itu sama dengan pandai mengatur diri.
Bahwasannya kita sebagai makhluk hidup itu harus pandai mengatur diri kita
sendiri. Karena kita juga sebagai individu yang mempunyai hak dan kepribadian
yang berbeda dari masing-masing individu lainnya. Di dunia ini tidak akan ada
makhluk hidup atau individu yang mempunyai kepribadian yang sama halnya dengan
individu lainnya. Kepribadian dalam diri makhluk hidup/manusia merupakan suatu
ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing individu. Ada kalanya individu
berkepribadian baik dan ada juga individu berkepribadian buruk. Untuk menjadi
individu yang berkepribadian baik memang tak mudah. Banyak sekali godaan yang
menimpanya. Seperti misalnya kita berada dijalan Allah SWT akan melewati
rintangan atau godaan-godaan dari jin atau syetan. Semua itu tidak akan bisa
berjalan lurus. Akan tetapi jika kita istiqomah dan selalu mendekatkan diri
kepada Allah SWT maka senantiasa akan dilindungi terhindar dari godaan-godaan
jin atau syetan yang akan tetap dan terus menerus mengganggu kita.
Dapat dicontohkan dari soal logika
yaitu perumpamaannya begini, ada dua orang individu. Yang pertama orang
tersebut sebagai pengusaha dan untuk yang satunya lagi seorang penjual nasi.
Pada saat itu seorang penjual nasi datang kerumah pengusaha untuk sekedar
bertanya-tanya. Pertanyaan yang dikeluarkan oleh seorang penjual nasi cukup
banyak dan dia tidak langsun menerima dari jawaban seorang pengusaha. Si
penjual nasi bertanya ada 5 pertanyaan kepada pengusaha. Kemudian si penjual
nasi pulang setelah bertanya-tanya dengan seorang pengusaha. Pada saat dalam
perjalanan seorang penjual nasi tersebut berhenti sejenak ketika meliihat
bengkel didepannya. Kemudian dia berpikir bahwa akan bertanya juga sama halnya
dengan pertanyaan yang ditanyakan kepada seorang pengusaha tadi yang telah ia
temui. Saat ini penjual nasi tersebut bertemu dengan seorang yang punya bengkel
misalnya Pak bengkel. Kemudian penjual nasi tersebut bertanya kepada pak bengkel.
Untuk pertanyaan yang pertama jawabbanya sudah beda dengan jawaban dari
pengusaha tadi. Jelasnya dia tidak langsung menanggapi jawaban dari pak bengkel
akan tetapi dia membuat kesimpulan tersendiri yang mengakibatkan dia tidak bisa
melogika dari jawaban pak bengkel tersebut. Jadi intinya si penjual nasi tidak
bisa melogika dari kesimpulan jawaban oleh pengusaha dan pak bengkel.
Selanjutnya pembahasan mengenai
majalah. Disini yang diambil dari pembahasan pada kali ini yaitu majalah Bobo
anak-anak. Yang menjadi pertanyaanya yaitu mengapa cerita-cerita yang termuat
didalam majalah Bobo selalu menggunakan tokoh anak perempuan. Dan mengapa tidak
ada tokoh anak laki-laki didalam cerita yang termuat oleh majalah Bobo
tersebut. Adalagi yaitu pada tayangan televisi Si Bolang. Pada tayangan
tersebut yang akan menjadi tokohnya pasti anak laki-laki. Dan mengapa tidak ada
tokoh anak perempuan dalam acara si bolang tersebut. Media yang digunakan dalam
pembahasan ini ada dua yaitu media visual dan media fisik. Media fisiknya yaitu
pada majalah anak Bobo dan media visualnya yaiitu tayangan televisi Si Bolang.
Untuk selajutnya lagi ada pembahasan mengenai pendidikan dan
pengajaran. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan,
dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa
Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan
awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun
ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang
berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya
dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan
kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada
tingkat global, Pasal 13 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan. Meskipun pendidikan adalah
wajib di sebagian besar tempat sampai usia tertentu, bentuk pendidikan dengan
hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil orang tua memilih
untuk pendidikan home-schooling, e-learning atau yang serupa untuk anak-anak
mereka.
Adapun filosofinya dari pendidikan yaitu sebagai berikut Pendidikan
biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan
bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak
orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan
ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Bagi sebagian orang, pengalaman
kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan
formal. Seperti kata Mark Twain,
"Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya. Anggota
keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih
mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga
berjalan secara tidak resmi. Kutipan ini dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas.
Untuk keterangan yang ini sebenarnya sebagai tugas, akan tetapi saya
terapkan pada pembahasan sekalian. Pengajaran adalah
suatu proses yang melibatkan pembuatan keputusan pada saat pra-pengajaran,
pengajaran, dan pasca-pengajaran. Keputusan disaat pra-pengajaran adalah
keputusan pada saat perencanaan kurikulum dan dalam satu unit pengajaran;
keputusan pada saat pengajaran adalah keputusan yang dilakukan saat proses
belajar mengajar berlangsung; dan pasca-pengajaran adalah segala keputusan yang
dilakukan sebagai hasil evaluasi hasil proses pengajaran. Pada bagian ini hanya
akan dijelaskan prosedur perencanaan dalam proses pengajaran.Sumber:http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/195106221980021-UHAMISASTRA/Afektif.pdf
Pengajaran yaitu upaya
pemanfaatan atau penggunaan ilmu yang didapat untuk meningkatkan keterampilan,
bakat dan potensi yang dimiliki seseorang untuk menghadapi kemjauan Zaman dan
sebagai bekal seseorang bersaing di dalam kehidupan.Sumber : http://diskusipendidikan.forumotion.com/t4p20-pengertian-pendidikan-dan-pengajaran
Pengajaran merupakan
cara yang digunakan atau metode yang digunakan dalam pendidikan untuk
mengupayakan tercapainya kemandirian serta kematangan mental dari individu lain
sehingga dapat survive dalam kompetisi kehidupannya. Sumber
:http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0551_0606920_chapter2.pdf
Kemudian pembahasan selanjutnya masih seputar Ki Hajar Dewantara
-
Tetep, antep, mantep
-
Momong, among, ngomong
-
Kendel, kandel, ngandel, bandel
-
Ning, nang, nung, neng
Bandel disini yang dimaksud bukan bandel yang nakal akan tetapi bandel
disini yang dimaksud adalah bandel dalam arti tidak mudah lemah atau tidak
lekas rapuh. Kemudian untuk kata “tetep” yang dimaksud yaitu pikiran, atau
suatu ketetapan pikiran yang kuat, tidak mudah lemah dan bernilai bobot.
Bernilai bobot itu sama dengan produk yangg dimiliki mempunyai kualitas yang
sangat bagus dan kokoh. Dan tidak akan rapuh sehingga produk dinilai sangat
baik oleh orang lain. Terakhir pada pembahasan HAM (Hak Asasi Manusia). Upaya
dalam melihat potensi diri dan munculnya potensi diri.
Komentar
Posting Komentar